Mungkinkah Surabaya punya ZAMP?

Minum langsung dari Kran PDAM? Ah, masa sih?

Minum langsung dari Kran PDAM? Ah, masa sih?

ZAMP atau Zona Air Minum Prima, adalah produk andalan PDAM yang sudah berhasil diterapkan oleh Kota Malang meski hanya di daerah Perumahan Elit Kota Araya dan sebagian wilayah kecil. Terinspirasi dari hal tersebut PDAM Kota Surabaya kabarnya sebentar lagi akan mencoba beroperasinya ZAMP di wilayah Surabaya. Jika hal ini terwujud, maka tidak mustahil PDAM yang seringkali diplesetkan Perusahaan Daerah Air Mandi akan meraih kembali citra positifnya.

Dalam waktu dekat Surabaya akan memiliki kawasan yang airnya bisa diminum langsung dari kran. Proyek Zona Air Minum Prima (ZAMP) yang sempat tertunda, mulai dikerjakan. September nanti, PDAM akan mengumumkan investor yang menjadi pemenang lelang proyek tersebut.

Ada empat investor yang ikut dalam lelang. Tiga investor berasal dari Surabaya dan satu lagi dari Jakarta. Direktur Utama PDAM Surabaya Muhammad Selim enggan menyebutkan nama ke-empat nama investor tersebut.

Selim mengatakan, realisasi ZAMP ini akan dikebut. Sebab, waktu yang ada sudah banyak tertunda akibat perencanaan tim teknis yang tidak tepat. Terutama menyangkut akan digunakannya satu membran pengolah air merek tertentu untuk pembangunan proyek ini. Targetnya, awal tahun depan ZAMP sudah bisa beroperasi.

Selama ini dalam perencanaan timnya, selalu mengarahkan penggunaan membran tersebut pada produk tertentu. Padahal kata Selim, ketika berada di lapangan, keputusan pembelian produk berada di tangan kontraktor.

”Saya katakan tidak bisa. Kita tidak boleh fanatik terhadap merek tertentu. Pokoknya yang baik dan murah yang akan kita ambil. Jadi ya, proses lelangnya terpaksa diulang lagi,” ujar Selim kemarin.

Setelah timnya melakukan perbaikan teknis mengenai soal tersebut, Selim tidak ragu untuk membubuhkan tanda tangan. Artinya, proyek ini akan mulai dikerjakan. ”Saya juga sudah bertemu dengan kontraktornya. Semuanya beres,” ucapnya.

Lulusan Teknik Kimia ITS tersebut menambahkan, kalau investor sudah ditentukan, pekerjaan fisik sudah bisa dilakukan. PDAM yang selama ini membuat proyeksi pembangunan juga akan turun lapangan. Institusi ini bertanggung jawab dalam hal pengawasan dan monitoring produk.

Jika benar proyek ini berjalan mulus, kualitas air PDAM sama seperti air dalam kemasan. Warga bisa langsung meminum air tanpa dimasak terlebih dulu. Pilot project ini akan dilakukan Kawasan Pakuwon City.

Sebagai pilot project, peluang kegagalan proyek tersebut tetap saja ada.. Selim beralasan, kualitas air di Surabaya sangat jelek. Sebab air yang diolah berasal dari sungai. Apalagi wilayah Surabaya yang dekat dengan pantai. Sehingga kualitas air yang ada juga dipengaruhi oleh kondisi yang ada.
Selim menunjukkan keberhasilan proyek serupa yang ada di Malang. Beberapa tahun belakangan, Malang memang berhasil mengembangkan kawasan air minum yang langsung bisa diminum. ”Tetapi Malang kan airnya dari sumur, jadi mudah saja diolah,” tuturnya.

Namun, sulitnya air tidak membuat Selim pesimistis. Dia yakin, kontraktor yang terpilih, bisa melakukan terobosan teknologi yang baik. Dan juga murah. PDAM sudah menganggarkan yang cukup besar dalam proyek tersebut yakni berkisar antara Rp 2,5 miliar hingga Rp 2,7 miliar.

Dikutip dari :
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=87957

Komentar & Pertanyaan yang santun pasti dimuat, iklan boleh tapi jangan berlebihan (SPAM)